Seri 6: Kotak Kosong Gara-Gara Gosip (24 Kotak Sehari)
.png)
Ngobrol atau Ngegosip, Beda Tipis Tapi Dampaknya Jauh
Ada yang bilang, manusia itu makhluk sosial, wajar ngobrol, wajar pengen tahu kabar. Tapi kadang, kita kelepasan. Niat awalnya cuma cerita, ujungnya jadi nyeritain orang. Dan biasanya, yang diceritain bukan kebaikannya.
Saat sedang gosip memang terasa asik banget, apalagi kalau sambil ngemil. Ngobrol jalan, mulut ngunyah, hati ikut seru. Tapi sadar nggak sadar, yang habis bukan cuma cemilannya, toplesnya ikut kosong, dan kotak waktumu juga.
Gosip itu kayak cemilan gurih, enak di awal, tapi bisa bikin ketagihan dan nggak sehat buat hati. Kita pikir itu obrolan ringan, tapi sebenarnya, kita sedang ngisi kotak waktu kita dengan sesuatu yang... nggak ada nilainya.
Gosip Bikin Kotak Kita Gelap
Bayangin sehari kita punya 24 kotak waktu. Udah kepotong tidur, kerja, aktivitas wajib lainnya. Terus, masih tega ngisi satu atau dua kotak itu buat ngomongin orang? Padahal, yang kita omongin belum tentu seburuk yang kita kira. Bahkan bisa jadi kita cuma nerusin info mentah yang belum jelas ujung pangkalnya.
Semakin sering berkata atau gosip tentang keburukan atau kekurangan orang lain, bisa jadi... itu mencerminkan siapa kita sebenarnya. Karena teko mengeluarkan air sesuai isinya, kalau yang keluar busuk terus, mungkin kita perlu cek apa isi dalamnya.
Ironisnya, kotak yang kita isi dengan gosip seringkali justru bikin hati nggak tenang. Abis ngomongin orang, pikiran jadi kemana-mana. Takut ketahuan, takut dibalik ngomongin kita balik, atau malah... jadi kebiasaan buruk yang susah dihindari.
Ngomongin Kebaikan Orang, Kenapa Nggak?
Kalau mulut ini udah gatal pengen cerita, kenapa nggak coba ngomongin sisi baik orang? Ngomongin temen yang rajin, tetangga yang dermawan, atau guru yang sabar banget.
Berkatalah yang baik, karena perkataanmu akan memperbaiki sikapmu. Pilih kata yang bersih, nanti sikapmu juga ikut bersih. Karena mulut itu bukan cuma alat bicara, itu cermin isi hati. Dan isi kotak kita hari ini, perlahan mencerminkan siapa kita sebenarnya.
Tutup Mulut, Buka Hati
Kadang, lebih baik diam daripada nimbrung obrolan yang nggak jelas juntrungannya. Diam itu nggak selalu pasif, kadang itu justru bentuk perlindungan diri. Menjaga telinga, menjaga hati, dan tentu... menjaga kotak waktu kita tetap bernilai.
Jadi mulai sekarang, yuk pilih isi kotak kita dengan sesuatu yang lebih terang. Biar tiap jam yang lewat bukan cuma numpang lewat, tapi jadi bagian dari perjalanan hidup yang... bersih, hangat, dan penuh arti.
Posting Komentar