Seri 18: Bersyukur, Istigfar (24 kotak Sehari)
.png)
Setiap hari, kita punya 24 kotak. Tapi nggak semua kotak bisa kita isi dengan hal-hal hebat. Kadang kosong, kadang rusak, kadang malah kita isi dengan hal-hal yang bikin nyesel. Tapi ada dua kunci sederhana yang bisa bikin isi kotak itu tetap bernilai: syukur dan istigfar.
Yang kecil pun layak disyukuri. Bahkan secangkir teh hangat di pagi hari, tawa kecil dengan teman, atau detik-detik hening saat bisa bernapas tenang , semuanya pantas dapat ucapan “terima kasih” dari hati kita. Karena kalau nggak pandai bersyukur, meski dikasih emas sebesar gunung, tetap saja akan merasa kurang. Dan hati yang terus merasa kurang… nggak akan pernah tenang.
Di akhir hari, saat semua lelah terkumpul, saat layar dimatikan dan suara sunyi mulai terdengar, jangan lupa satu hal: istigfar. Minta maaf atas yang luput, yang kelepasan, yang disesali tapi belum sempat ditebus. Bukan karena kita sempurna, justru karena kita sadar: pasti ada kotak yang gelap, yang butuh diredam cahayanya dengan pengakuan dan harapan ampunan.
Dalam kitab kepercayaanku, ayat pertama yang turun adalah “Iqro” Bacalah. Tapi ini bukan cuma soal membaca tulisan atau angka. Ini juga tentang membaca situasi, membaca sikap orang lain, membaca hati sendiri. Dari membaca itu kita bisa jadi lebih teliti dan hati-hati. Dan dari situ juga tumbuh rasa syukur… lalu mengalir menjadi istigfar saat sadar ada yang perlu dibenahi.
Kebaikan, ketika dibiarkan pergi tanpa perlu dilihat lagi, justru akan kembali dalam bentuk lain. Tapi kalau terus diingat dan ditimbang-timbang, malah berubah jadi beban. Kalau kita selalu menghitung-hitung kebaikan kita sendiri, kita jadi pamrih. Dan pamrih itu bikin hati gelisah. Karena terus merasa: “Loh, kok belum dibalas?”
Maka... biarkan kebaikan mengalir. Biarkan syukur tumbuh di awal, dan istigfar menenangkan di akhir. Itu cukup.
Penutup Seri “24 Kotak Sehari”
Setiap kotak dalam sehari adalah ladang yang bisa ditanami. Nggak perlu selalu besar hasilnya. Yang penting: awali dengan syukur, akhiri dengan istigfar. Karena siapa tahu, di tengah-tengahnya ada gelap yang tak terlihat dan hanya dengan cahaya itu semua bisa jadi lebih terang.
Terima kasih sudah ikut mengisi 24 kotak bersama. Mari terus berjalan, kotak demi kotak.
Posting Komentar