Media Sosial dan Pendidikan di Indonesia

Table of Contents
analisis peran dan kontribusi media sosial terhadap ekosistem pendidikan di Indonesia
Peran Platform Media Sosial dalam Ekosistem Pendidikan di Indonesia: Analisis Kontribusi dan Dampak

Perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap komunikasi dan interaksi sosial secara fundamental, tidak terkecuali dalam sektor pendidikan. Di Indonesia, negara dengan populasi digital yang besar dan terus berkembang, platform media sosial telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kalangan pelajar dan pendidik. Dengan penetrasi internet mencapai 74.6% pada awal 2025 dan 143 juta identitas pengguna media sosial aktif , potensi pemanfaatan platform ini untuk tujuan pendidikan menjadi semakin relevan. Pengguna internet di Indonesia didorong oleh kebutuhan mencari informasi (83.1%) dan menjaga hubungan sosial (70.9%) , motivasi yang secara inheren terkait dengan fungsi edukasi dan komunitas belajar.

Laporan ini bertujuan untuk menganalisis peran dan kontribusi berbagai platform media sosial populer termasuk WhatsApp, YouTube, TikTok, Instagram, Facebook, dan X (sebelumnya Twitter) terhadap ekosistem pendidikan di Indonesia. Analisis ini mencakup identifikasi platform yang dominan, fitur dan program edukasi yang ditawarkan, pola pemanfaatan oleh institusi pendidikan formal dan informal, ekosistem kreator konten edukasi, kemitraan strategis dengan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta perbandingan dampak masing-masing platform. Melalui sintesis temuan berdasarkan data dan riset yang tersedia, laporan ini akan mengidentifikasi platform mana yang menunjukkan peran paling aktif dan kontribusi paling signifikan terhadap pendidikan di Indonesia.

Lanskap Platform Media Sosial di Indonesia

Pada awal tahun 2025, Indonesia memiliki populasi sekitar 285 juta jiwa , dengan 143 juta identitas pengguna media sosial aktif, mencakup 50.2% dari total populasi. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 4 juta pengguna (+2.9%) dari tahun sebelumnya. Mayoritas pengguna internet (75.0% pada awal 2024) menggunakan setidaknya satu platform media sosial.

Berdasarkan data penggunaan bulanan pada tahun 2024, WhatsApp menempati posisi teratas sebagai platform yang paling banyak digunakan (90.9%), diikuti oleh Instagram (85.3%), Facebook (81.6%), dan TikTok (73.5%). YouTube juga memiliki jangkauan yang sangat luas, dengan 143 juta pengguna di Indonesia pada awal 2025, setara dengan 50.2% populasi total dan 67.3% pengguna internet. Meskipun data spesifik untuk X (Twitter) dalam hal pengguna aktif bulanan tidak disebutkan dalam konteks perbandingan ini, platform ini tetap relevan, terutama di kalangan demografi tertentu.

Dari segi demografi pengguna media sosial berusia 18 tahun ke atas, terdapat 126 juta pengguna pada awal 2025. Kelompok usia 25-34 tahun merupakan segmen terbesar dalam penggunaan media sosial.

Penting untuk dicatat bahwa metrik popularitas dapat bervariasi. Jika dilihat dari waktu yang dihabiskan pengguna per bulan, TikTok memimpin dengan rata-rata 38 jam 26 menit, diikuti oleh YouTube (31 jam 28 menit), WhatsApp (26 jam 13 menit), dan Instagram (16 jam 10 menit). Sementara itu, jika dilihat dari frekuensi penggunaan (jumlah sesi buka aplikasi per bulan), WhatsApp jauh mendominasi dengan 1.347,8 kali, diikuti TikTok dengan 373,7 kali.

Tren pertumbuhan jangkauan iklan juga menunjukkan dinamika yang berbeda. Antara awal 2024 dan awal 2025, Facebook menunjukkan pertumbuhan jangkauan iklan sebesar 4.0% , sementara YouTube tumbuh 2.9%. Data dari 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan pada jangkauan iklan TikTok (+15.4% YoY) dan Instagram (+13.2% YoY). Namun, perlu dicatat bahwa minat pengguna untuk menggunakan media sosial dalam riset merek (brand research) menunjukkan penurunan.

Secara keseluruhan, lanskap media sosial di Indonesia sangat dinamis. WhatsApp dominan dalam komunikasi sehari-hari, YouTube memiliki jangkauan pengguna terluas setara dengan total pengguna medsos, TikTok unggul dalam menarik perhatian (waktu terlama), Instagram kuat secara visual dan populer, Facebook mempertahankan basis pengguna yang besar, dan X melayani komunitas spesifik. Platform-platform ini membentuk ekosistem digital tempat aktivitas pendidikan semakin terintegrasi.

Analisis Mendalam Peran Platform dalam Pendidikan

Setiap platform media sosial memiliki karakteristik, fitur, dan basis pengguna yang unik, yang membentuk peran dan kontribusinya yang berbeda dalam ekosistem pendidikan di Indonesia.

A. WhatsApp:

  • Peran Utama: Komunikasi dan Koordinasi Instan. WhatsApp berfungsi sebagai tulang punggung komunikasi informal dan semi-formal dalam konteks pendidikan di Indonesia.
  • Fitur yang Dimanfaatkan: Fitur utama yang sangat relevan adalah Grup WhatsApp. Grup ini digunakan secara luas oleh guru untuk berkomunikasi dengan siswa dan orang tua, menyebarkan informasi perkuliahan atau sekolah, membagikan materi pelajaran (dokumen, foto, video, pesan suara), memberikan tugas, dan memfasilitasi diskusi kelas. Fitur pesan langsung juga penting untuk bimbingan personal dan komunikasi dua arah antara guru-siswa atau guru-orang tua. Kemampuan berbagi file (dokumen, gambar, video) mendukung distribusi materi pembelajaran.
  • Penggunaan Institusional: Meskipun seringkali bersifat informal, penggunaan WhatsApp sangat terintegrasi dalam operasional sekolah dan perguruan tinggi untuk komunikasi internal, koordinasi antar staf, dan penghubung utama antara institusi (melalui guru/wali kelas) dengan siswa dan orang tua.
  • Kekuatan: Sangat mudah diakses dan digunakan oleh hampir semua kalangan  mendukung pembentukan komunitas belajar informal melalui grup , dan efektif dalam menjembatani komunikasi guru-siswa-orang tua.
  • Kelemahan: Rentan terhadap information overload dalam grup , potensi miskomunikasi atau kesalahpahaman, komunikasi bisa keluar konteks pembelajaran jika tidak diatur, ketergantungan pada koneksi internet dan kuota , serta isu kelelahan akibat komunikasi berlebihan dan pelanggaran privasi. Fitur tidak dirancang khusus untuk manajemen pembelajaran formal yang kompleks.
  • Kontribusi Kunci: Peran WhatsApp dalam pendidikan Indonesia bersifat fundamental namun seringkali tidak terlihat secara formal. Ia adalah infrastruktur komunikasi esensial yang memungkinkan kelancaran koordinasi dan penyebaran informasi cepat di semua tingkatan pendidikan, terutama dalam konteks pembelajaran jarak jauh atau komunikasi pendukung. Tingkat penetrasi dan frekuensi penggunaannya yang sangat tinggi  menjadikannya alat komunikasi de facto, melampaui platform lain dalam hal integrasi ke dalam rutinitas harian pendidikan.

B. YouTube:

  • Peran Utama: Repositori Konten Edukasi dan Platform Pembelajaran Mandiri. YouTube adalah sumber utama konten video edukatif di Indonesia, mencakup spektrum topik yang sangat luas.
  • Fitur yang Dimanfaatkan: Video on-demand adalah fitur inti, memungkinkan akses ke materi pembelajaran kapan saja. Channel memungkinkan kreator dan institusi membangun audiens dan mengorganisir konten. Playlists membantu mengelompokkan video berdasarkan topik atau seri pembelajaran. Live streaming dapat digunakan untuk kuliah atau sesi interaktif. Komentar memfasilitasi diskusi (meskipun seringkali tidak terstruktur). Integrasi dengan Google for Education (seperti Akun Belajar.id) memperkuat posisinya dalam ekosistem pendidikan formal.
  • Penggunaan Institusional: Banyak institusi pendidikan, mulai dari sekolah hingga universitas (misalnya ITB ), memiliki kanal resmi untuk berbagi materi kuliah, seminar, kegiatan kampus, dan konten edukatif lainnya. Kemendikbudristek sendiri aktif menggunakan YouTube melalui kanal seperti KEMDIKDASMEN  dan Kemdiktisaintek.
  • Ekosistem Kreator: Indonesia memiliki ekosistem kreator konten edukasi yang kaya di YouTube. Kanal seperti Kok Bisa?, Quipper, Ruangguru, Zenius Education, Hujan Tanda Tanya, Sains Bro, DW Indonesia, YufidEDU, Ayo Mikir, Arsypedia, dan banyak lagi, menawarkan konten berkualitas dalam berbagai format (animasi, penjelasan langsung, tutorial) dan topik (sains, bahasa, sejarah, matematika, agama, dll.). Terdapat pula kanal khusus pembelajaran Bahasa Indonesia  dan kanal dari individu pendidik atau ahli.
  • Kekuatan: Jangkauan audiens terluas , perpustakaan konten edukatif yang sangat besar dan beragam, fleksibilitas akses (belajar mandiri), format video yang menarik, potensi monetisasi bagi kreator edukasi , dan kemitraan strategis dengan pemerintah.
  • Kelemahan: Kualitas konten sangat bervariasi, potensi distraksi dari konten non-edukatif, algoritma rekomendasi mungkin tidak selalu optimal untuk tujuan pembelajaran terstruktur, memerlukan koneksi internet yang stabil dan kuota yang cukup besar untuk video.
  • Kontribusi Kunci: YouTube berfungsi sebagai "perpustakaan video" raksasa untuk pendidikan formal dan informal di Indonesia. Kekuatan utamanya terletak pada volume dan keragaman konten yang tersedia, memungkinkan pembelajaran mandiri dan suplementer dalam skala besar. Kombinasi antara jangkauan pengguna yang masif, kekayaan konten dari kreator independen maupun institusi, serta adanya kemitraan formal yang kuat , menempatkan YouTube sebagai salah satu pilar utama pemanfaatan media sosial untuk pendidikan di Indonesia.

C. TikTok:

  • Peran Utama: Platform Edukasi Mikro yang Menarik dan Pusat Komunitas Muda. TikTok semakin menonjol sebagai platform penyampaian konten edukasi dalam format pendek dan menarik, terutama bagi generasi muda.
  • Fitur dan Program Edukasi:
    • Format Video Pendek: Mendorong penyampaian informasi yang ringkas, kreatif, dan mudah dicerna.
    • Feed STEM (#STEMTok): Diluncurkan secara terbatas di Indonesia untuk membuat pembelajaran Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika lebih menarik.
    • #SalingJaga: Program edukasi keamanan digital yang dijalankan bekerja sama dengan SEJIWA Foundation, menyasar siswa, orang tua, dan guru di sekolah-sekolah.
    • TikTok Academy: Platform pembelajaran bagi pemasar digital tentang cara beriklan di TikTok, yang secara tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh pendidik atau institusi untuk memahami penggunaan platform.
    • TikTok Shop Academy: Fokus pada keterampilan e-commerce, relevan pasca kemitraan dengan Tokopedia , berpotensi menyentuh pendidikan vokasi/kewirausahaan.
  • Penggunaan Institusional: Beberapa kementerian di Indonesia (misalnya Kementerian ESDM, Kemenkes, KKP, Kemnaker) telah menggunakan TikTok untuk menyebarkan konten edukasi terkait bidang mereka. Kemdiktisaintek juga memiliki akun resmi. Universitas dan program studi (seperti UMS , UI ) menggunakannya untuk keterlibatan dan promosi.
  • Ekosistem Kreator: Menjadi rumah bagi banyak kreator edukasi populer di berbagai bidang, seperti kesehatan (@qonitcah), bahasa (@borassaem, @inakimieee), pengetahuan umum (@eradotid, @indozone.id), public speaking (@bicarapede), dan lainnya. English Academy by Ruangguru juga hadir di platform ini.
  • Kekuatan: Tingkat keterlibatan pengguna yang sangat tinggi (waktu penggunaan terlama) , daya tarik kuat bagi demografi muda (Gen Z/Milenial) , format mendorong kreativitas dan komunikasi ringkas , jangkauan iklan yang berkembang pesat menunjukkan potensi penyebaran luas , serta adanya inisiatif edukasi yang dipimpin platform.
  • Kelemahan: Format pendek dapat membatasi kedalaman materi, potensi distraksi yang tinggi, kekhawatiran mengenai dampak negatif terhadap perilaku, fokus, dan nilai moral, kualitas konten yang tidak merata, dan isu privasi/keamanan data.
  • Kontribusi Kunci: Peran edukasi TikTok di Indonesia berkembang pesat, dari sekadar konten buatan pengguna menjadi platform dengan inisiatif edukasi terstruktur (STEM Feed, #SalingJaga) dan adopsi institusional. Tingkat keterlibatannya yang tinggi, terutama di kalangan kaum muda, menjadikannya alat yang ampuh untuk pendidikan, meskipun potensinya harus diseimbangkan dengan risiko terkait kedalaman konten dan dampak perilaku. Inisiatif spesifik platform menunjukkan fokus strategis yang berkembang pada sektor pendidikan.

D. Instagram:

  • Peran Utama: Diseminasi Informasi Visual dan Pembangunan Komunitas. Efektif untuk berbagi konten edukasi yang menarik secara visual, seperti infografis, pengumuman, dan pembaruan.
  • Penggunaan Spesifik: Digunakan secara luas untuk berbagi informasi mengenai beasiswa, acara pendidikan (lomba, webinar, tes TOEFL), dan kursus. Juga dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa, tips desain, tutorial memasak, bantuan matematika, dan promosi penggunaan Bahasa Indonesia yang benar.
  • Penggunaan Institusional: Lembaga pendidikan menggunakannya untuk branding, promosi (menarik siswa baru ), berbagi kegiatan dan prestasi , serta upaya literasi digital (misalnya promosi perpustakaan ). Kemdiktisaintek memiliki akun. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud memanfaatkannya untuk pembelajaran bahasa dan sastra.
  • Pusat Kreator/Influencer: Menjadi rumah bagi banyak influencer pendidikan dan komunitas (misalnya, @beasiswaosc, @indbeasiswa, @titiknolenglish untuk beasiswa ; @gitasav, @nadhiraafifa, @indahgilang untuk pendidikan umum/inspirasi ; @kampunginggrislc untuk Bahasa Inggris ; @sekolahdesain_id untuk desain ; @membetulkan untuk Bahasa Indonesia ; @math.qna untuk matematika ; @maganginfo, @campuspedia, @infolomba untuk peluang mahasiswa ). Memfasilitasi interaksi langsung antara pengikut dan figur publik/influencer.
  • Kekuatan: Format yang sangat visual dan menarik, jangkauan yang kuat , efektif untuk penyebaran informasi cepat dan pembangunan komunitas, cocok untuk pemasaran influencer/kemitraan. Fitur seperti Feed, Stories, dan Live mendukung gaya komunikasi yang berbeda. Gratis dan dapat diakses secara luas.
  • Kelemahan: Bisa bersifat dangkal, potensi distraksi, memerlukan internet yang stabil , penemuan konten mungkin kurang terstruktur untuk tujuan pembelajaran spesifik dibandingkan YouTube. Risiko "perbandingan sosial" yang berdampak pada kesejahteraan siswa.
  • Kontribusi Kunci: Instagram unggul sebagai platform berbasis visual untuk menyiarkan informasi pendidikan (beasiswa, acara, tips) dan membangun komunitas di sekitar influencer atau topik tertentu. Efektivitasnya tampak lebih tinggi untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi daripada untuk pembelajaran mendalam dan terstruktur, meskipun aplikasi spesifik seperti pembelajaran bahasa menunjukkan potensi.

E. Facebook:

  • Peran Utama: Pembangunan Komunitas dan Pusat Informasi. Grup Facebook menyediakan ruang untuk diskusi terfokus dan berbagi sumber daya di antara siswa atau komunitas belajar tertentu. Halaman Facebook berfungsi sebagai saluran resmi bagi institusi.
  • Fitur yang Dimanfaatkan:
    • Grup Facebook: Digunakan untuk diskusi kelas, berbagi materi, dan pembelajaran kolaboratif
    • Facebook Live: Digunakan untuk siaran langsung pelajaran atau acara, terutama tercatat selama pandemi.
    • Halaman Facebook: Digunakan oleh institusi (misalnya, MI Ma'arif NU Banjarsari ) untuk promosi, berbagi profil sekolah, kegiatan, prestasi, dan informasi pendaftaran siswa baru. Kemdiktisaintek memiliki Fanpage.
    • Facebook Watch: Platform untuk konten video, berpotensi menampung video edukasi.
    • Messenger: Fungsi obrolan terintegrasi untuk komunikasi.
  • Inisiatif Meta:
    • Meta Blueprint: Menawarkan kursus online dan sertifikasi yang terutama berfokus pada keterampilan pemasaran menggunakan platform Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp, Messenger), termasuk sesi pelatihan yang tersedia dalam Bahasa Indonesia.Ini berkontribusi pada pendidikan keterampilan digital.
    • Meta Immersive Learning Academy (MILA): Diluncurkan di Indonesia (bermitra dengan Hacktiv8) untuk melatih kreator dalam keterampilan AR/VR, berkontribusi pada pendidikan teknologi masa depan.
    • Meta AI: Alat potensial di masa depan untuk pembelajaran personal, latihan (berbicara, menulis, kosakata), dan umpan balik, meskipun tingkat implementasi saat ini dalam pendidikan Indonesia belum jelas.
    • Kekuatan: Basis pengguna yang besar , fitur komunitas yang kuat (Grup), siaran langsung dan pesan terintegrasi, potensi jangkauan institusional melalui Halaman. Meta menawarkan program pembelajaran terstruktur (Blueprint, MILA).
  • Kelemahan: Demografi yang menua dibandingkan TikTok/Instagram (meskipun masih masif), antarmuka bisa terasa ramai, potensi misinformasi (Meta menghentikan program cek faktanya ), masalah privasi. Penggunaannya untuk instruksi langsung di K-12/Pendidikan Tinggi tampak kurang menonjol dibandingkan komunikasi (WhatsApp) atau konten (YouTube/TikTok).
  • Kontribusi Kunci: Kontribusi pendidikan Facebook di Indonesia tampak multifaset: memfasilitasi pembelajaran komunitas melalui Grup , berfungsi sebagai saluran komunikasi resmi untuk institusi melalui Halaman , dan menawarkan pelatihan keterampilan digital terstruktur melalui inisiatif korporat Meta (Blueprint, MILA). Penggunaan pedagogis langsungnya dalam sekolah formal tampaknya kurang ditekankan dibandingkan fungsi komunitas dan komunikasinya.

F. X (Twitter):

  • Peran Utama: Komunitas Niche dan Informasi Real-time. Memfasilitasi diskusi dalam komunitas spesifik, terutama tercatat untuk fenomena "study tweet". Juga digunakan untuk menyebarkan berita dan pengumuman resmi.
  • Penggunaan Spesifik:
    • Study Tweets/Threads: Pengguna (seringkali siswa) berbagi catatan belajar, ringkasan, tips, dan informasi akademik dalam format utas (*thread*), menciptakan lingkungan belajar kolaboratif. Pengguna secara aktif mencari dan terhubung dengan akun serupa ("bermutualan").
    • Diseminasi Informasi: Digunakan oleh badan resmi (misalnya, Ditjen Dikti @ditjendikti , Kemdiktisaintek ) dan akun pendidikan (@logos.id, @Ivanlanin, @Semestasains, @Beasiswaindo ) untuk berbagi pembaruan, pengetahuan, dan peluang.
    • Komunitas Niche: Menyediakan ruang yang relatif terlindungi bagi kelompok tertentu (misalnya, remaja LGBTQ Indonesia) untuk berbagi pengalaman dan menemukan dukungan, yang secara tidak langsung dapat berkaitan dengan kesejahteraan dan keberlanjutan pendidikan.
    • Akun Bahasa/Ahli: Menjadi tempat bagi para ahli berbagi pengetahuan (misalnya, pakar bahasa @Ivanlanin , akun edukasi seks seperti @zoyaamirin ).
  • Kekuatan: Aliran informasi real-time, format ringkas mendorong keterampilan merangkum , pembangunan komunitas yang kuat dalam niche ('study twitter'), potensi anonimitas memungkinkan diskusi terbuka. Melayani demografi yang berpotensi lebih terdidik.
  • Kelemahan: Batas karakter dapat membatasi kedalaman (meskipun utas mengatasinya), potensi tinggi untuk distraksi dan kelebihan informasi, sifat konten yang sementara (*ephemeral*), kekhawatiran tentang validitas informasi , potensi negativitas (sentimen negatif lebih tinggi dibandingkan TikTok/Instagram ). Rebranding menjadi X menimbulkan sentimen publik yang netral.
  • Kontribusi Kunci: X (Twitter) melayani fungsi pendidikan yang unik di Indonesia melalui fenomena yang didorong oleh pengguna seperti 'study tweets', membina komunitas belajar niche dan memfasilitasi berbagi informasi cepat. Kekuatannya terletak pada adaptasi pengguna organik ini daripada fitur pendidikan yang dipimpin platform. Kecenderungan demografis ke arah pengguna pendidikan tinggi  mungkin menjelaskan prevalensi komunitas yang berfokus pada akademik seperti 'study twitter'.

Kemitraan Formal dan Kolaborasi

Integrasi media sosial ke dalam pendidikan Indonesia juga didorong oleh kemitraan formal antara platform teknologi, pemerintah, dan lembaga pendidikan.

A. Kemitraan Platform dengan Kemendikbudristek & Kominfo:

  • TikTok: Menunjukkan keterlibatan melalui kolaborasi spesifik. Pada tahun 2021, TikTok bermitra dengan Kominfo dan Kemendikbudristek untuk menyelenggarakan TikTok Challenge #MulaiDariKamu, yang menargetkan mahasiswa peserta program Kampus Mengajar untuk membuat konten positif tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) selama pandemi. Terdapat juga indikasi kemitraan dengan Kemendikbudristek dan Universitas Bunda Mulia terkait UMKM. Kehadiran akun TikTok resmi dari Kemdiktisaintek (Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, bagian dari struktur Kemendikbudristek)  juga menandakan penggunaan platform untuk diseminasi resmi.
  • Google (YouTube): Memiliki kemitraan formal yang paling menonjol dan terintegrasi. Program Bangkit adalah kolaborasi skala besar antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud, Google, serta perusahaan teknologi besar lainnya (Gojek, Tokopedia, Traveloka) dan perguruan tinggi, yang bertujuan mengembangkan kompetensi teknologi mahasiswa sebagai bagian dari Kampus Merdeka. Google juga terlibat dalam optimalisasi Akun Belajar.id  dan menyelenggarakan acara seperti Google for Education Leader Series di Indonesia. Penggunaan aktif YouTube oleh kanal resmi Kemdikbudristek (KEMDIKDASMEN ) dan Kemdiktisaintek  semakin memperkuat hubungan ini. Kolaborasi potensial juga tersirat melalui penyebutan program Guru Penggerak dalam konteks Google/YouTube.
  • Meta (Facebook/Instagram/WhatsApp): Kemitraan Meta tampak lebih terfokus pada tujuan ekonomi digital yang lebih luas atau platform pelatihannya sendiri. Peluncuran Meta Immersive Learning Academy (MILA) di Indonesia, bekerja sama dengan Hacktiv8, sejalan dengan tujuan Digital Economy Working Group (DEWG) G20 , menunjukkan keterlibatan tingkat tinggi dalam pengembangan keterampilan teknologi masa depan. Meta Blueprint  menawarkan pelatihan keterampilan digital, yang berpotensi selaras dengan inisiatif nasional. Meskipun Kemdiktisaintek memiliki akun resmi di Facebook dan Instagram , kemitraan langsung yang terperinci dengan Kemendikbudristek untuk program inti seperti Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka kurang terdokumentasi secara eksplisit dalam sumber yang dianalisis dibandingkan dengan Google atau TikTok.
  • X (Twitter): Berfungsi utamanya sebagai saluran diseminasi bagi badan pemerintah seperti Kemdiktisaintek dan Ditjen Dikti. Tidak ditemukan adanya program kolaboratif spesifik antara X/Twitter dan Kemendikbudristek dalam sumber yang dianalisis.
  • Pola Kemitraan: Sifat dan kedalaman kemitraan formal sangat bervariasi. Google menunjukkan kolaborasi yang paling terintegrasi dengan program inti pendidikan tinggi. TikTok terlibat dalam kolaborasi berbasis kampanye yang spesifik. Kemitraan Meta lebih condong ke arah tujuan ekonomi digital yang lebih luas dan platform pelatihannya sendiri. X berfungsi sebagai saluran komunikasi satu arah dari pemerintah ke publik.

B. Kemitraan dengan Institusi Pendidikan & Organisasi Lain:

  • Ekosistem pendidikan melibatkan banyak kemitraan di luar kementerian pusat. Platform berkolaborasi dengan berbagai entitas pendidikan.
  • TikTok bekerja sama dengan yayasan (SEJIWA ), influencer , dan berpotensi dengan universitas untuk kampanye atau konten tertentu.
  • Instagram seringkali menjadi platform bagi akun yang mewakili kolaborasi atau dijalankan oleh organisasi pendidikan (OSC/Medcom ; penyedia kursus seperti Titik Nol ; penyelenggara festival ; LSM seperti IDEAS ; pusat bahasa ; sekolah desain ). Mitra IDP IELTS juga menggunakannya.
  • YouTube menampilkan kanal dari universitas (ITB ), perusahaan EdTech (Ruangguru, Zenius, Quipper ), sekolah bahasa (IndonesianPod101 ), dan pendidik individu. Google bermitra dengan universitas untuk Bangkit. Kemitraan Yamaha disebutkan dalam konteks Guru Penggerak.
  • Facebook: Meta bermitra dengan coding bootcamp (Hacktiv8 untuk MILA ). Sekolah menggunakan Halaman untuk jangkauan.
  • X (Twitter): Organisasi pendidikan (@logos.id, @Semestasains ) dan para ahli (@Ivanlanin , @zoyaamirin ) menggunakan platform ini.
  • WhatsApp: Digunakan secara merata oleh sekolah, guru, siswa, dan orang tua untuk komunikasi dan koordinasi.
  • Implikasi: Integrasi media sosial ke dalam operasi dan jangkauan berbagai pelaku pendidikan di Indonesia sangat luas, melibatkan banyak kemitraan di luar pemerintah pusat.

Analisis Komparatif: Dampak dan Signifikansi

Untuk mengevaluasi kontribusi relatif masing-masing platform, perbandingan berdasarkan beberapa dimensi kunci diperlukan.

A. Jangkauan dan Keterlibatan Pengguna:

  • Jangkauan Terluas (Potensi Pengguna): YouTube  dan Facebook  memiliki basis pengguna terdaftar terbesar, diikuti oleh Instagram dan TikTok (data usia 18+ ). Namun, WhatsApp memiliki penetrasi penggunaan tertinggi (persentase pengguna internet yang menggunakannya).
  • Keterlibatan Tertinggi (Waktu Penggunaan): TikTok secara signifikan memimpin dalam hal waktu rata-rata yang dihabiskan pengguna per bulan, diikuti oleh YouTube.
  • Keterlibatan Tertinggi (Frekuensi Penggunaan): WhatsApp mendominasi dalam hal seberapa sering aplikasi dibuka setiap bulan.
  • Implikasi: YouTube memiliki potensi menjangkau audiens terluas. TikTok paling berhasil menangkap perhatian pengguna dalam durasi lama. WhatsApp paling terintegrasi dalam rutinitas harian. Potensi dampak pendidikan bervariasi tergantung pada metrik mana yang diprioritaskan (jangkauan luas vs. keterlibatan mendalam vs. interaksi sering).

B. Fitur dan Konten Edukasi:

  • Inisiatif Edukasi Khusus Platform: TikTok (STEM Feed, #SalingJaga ), Meta (Blueprint, MILA ). YouTube memanfaatkan integrasi Google for Education.
  • Repositori Konten Terkaya: YouTube memiliki perpustakaan video edukatif yang paling luas dan beragam.
  • Terkuat untuk Komunikasi/Koordinasi: WhatsApp tidak tertandingi karena popularitasnya dan fitur grupnya.
  • Terbaik untuk Diseminasi Info Visual: Instagram unggul.
  • Terkuat untuk Komunitas Niche: X (Twitter) dengan 'study tweets'. Grup Facebook juga melayani tujuan ini.

C. Integrasi Institusional dan Kemitraan:

  • Kemitraan Formal Pemerintah Terkuat: Google/YouTube (program Bangkit , Akun Belajar.id).
  • Penggunaan Institusional Aktif (Pemerintah/Pendidikan): YouTube (kanal Kemdikbud ), TikTok (Kementerian , Kemdiktisaintek ), Instagram (Badan Bahasa , Kemdiktisaintek ), Facebook (Halaman sekolah , Kemdiktisaintek ), X (Ditjen Dikti , Kemdiktisaintek ), WhatsApp (penggunaan informal merata ).

D. Persepsi Dampak (Positif & Negatif):

  • Persepsi Positif: Peningkatan motivasi, kreativitas, akses informasi, kemudahan penggunaan, pembelajaran yang menarik, pembangunan komunitas, efisiensi komunikasi (ditemukan di berbagai platform, mis., TikTok ; Instagram ; WhatsApp ; Umum ).
  • Persepsi Negatif: Distraksi, pemborosan waktu, penurunan konsentrasi/fokus , penundaan pekerjaan , potensi misinformasi/konten tidak valid, dampak negatif pada perilaku/moral/kesopanan (terutama TikTok), perbandingan sosial/kecemasan , kecanduan, gangguan tidur , masalah privasi , hambatan teknis (stabilitas internet, biaya ).
  • Kontradiksi/Nuansa: Banyak studi menemukan dampak positif dan negatif secara bersamaan, menunjukkan bahwa konteks penggunaan dan perilaku pengguna adalah faktor kritis. Persepsi positif sering dikaitkan dengan kemudahan penggunaan dan keterlibatan, sementara persepsi negatif berkaitan dengan pengaturan diri dan kualitas konten.

E. Tabel: Analisis Komparatif Kontribusi Pendidikan Platform Media Sosial di Indonesia

Platform Peran Edukasi Utama Kekuatan dalam Pendidikan Kelemahan/Risiko dalam Pendidikan Fitur/Inisiatif Penting Kemitraan Kunci (Pemerintah/Pendidikan) Tingkat Signifikansi Keseluruhan
WhatsApp Komunikasi & Koordinasi Instan Aksesibilitas universal, kemudahan penggunaan, efisiensi komunikasi grup & personal, integrasi dalam rutinitas harian [7, 14, 19] Overload informasi, miskomunikasi, kurang fitur manajemen pembelajaran formal, butuh aturan jelas [9, 10, 15] Grup Chat, Pesan Langsung, Berbagi File (Dokumen, Foto, Video, Suara) [9, 11] Penggunaan informal merata oleh guru, siswa, orang tua; Kanal komunikasi de facto [16, 21] Tinggi (Fundamental)
YouTube Repositori Konten Edukasi & Pembelajaran Mandiri Jangkauan audiens terluas, volume konten edukasi masif & beragam, fleksibilitas akses, format video menarik [1, 25] Kualitas konten bervariasi, potensi distraksi tinggi, butuh kuota besar, algoritma belum tentu optimal untuk belajar [25] Video on-demand, Channels, Playlists, Live Streaming, Integrasi Google Edu [22, 23, 29, 33, 34, 36] Kemitraan kuat dengan Kemendikbudristek (Bangkit [24]), penggunaan oleh kanal resmi pemerintah & institusi [25, 26, 27] Tinggi
TikTok Edukasi Mikro Menarik & Komunitas Muda Keterlibatan pengguna sangat tinggi (waktu), daya tarik kuat bagi pemuda, format kreatif & ringkas [2, 6, 46] Kedalaman materi terbatas, potensi distraksi & dampak perilaku negatif tinggi, kualitas konten tidak merata [47, 48, 51] Video Pendek, STEM Feed (#STEMTok), #SalingJaga, TikTok Academy, Live Streaming [38, 39] Kolaborasi spesifik dengan Kominfo/Kemendikbudristek (#MulaiDariKamu [74]), penggunaan oleh Kementerian & Universitas [28, 42, 43] Tinggi (Berkembang Pesat)
Instagram Diseminasi Info Visual & Pembangunan Komunitas Niche Format visual menarik, efektif untuk info cepat (beasiswa, acara), kuat untuk influencer & branding [52, 54, 59] Potensi kedangkalan konten, distraksi, penemuan konten kurang terstruktur, risiko perbandingan sosial [50, 52, 53] Feed (Gambar/Video), Stories, Reels, Live, Direct Messages [52, 57] Penggunaan oleh organisasi pendidikan, influencer, Badan Bahasa Kemdikbud [52, 54, 55, 61] Menengah (Niche Penting)
Facebook Pembangunan Komunitas & Pusat Informasi Institusional Basis pengguna besar, fitur Grup kuat untuk diskusi, Halaman efektif untuk institusi, program pelatihan Meta [1, 62, 66] Demografi menua, antarmuka ramai, potensi misinformasi, kurang fokus pada instruksi K-12/PT langsung [69] Grup, Halaman, Live, Watch, Messenger, Meta Blueprint, Meta Immersive Learning Academy (MILA) [62, 65, 66, 67] Penggunaan Halaman oleh sekolah [62], Kemitraan Meta via MILA (dengan Hacktiv8 [67]) Menengah
X (Twitter) Komunitas Niche & Informasi Real-time Aliran info cepat, format ringkas (threads), komunitas 'study twitter' aktif, potensi anonimitas, demografi terdidik [4, 70, 72] Batas karakter (meski diatasi thread), distraksi tinggi, konten sementara, validitas info perlu dicek, potensi negativitas [6, 70] Threads, Real-time Feed, Spaces (Audio) [70] Penggunaan oleh Ditjen Dikti & akun edukasi/ahli [28, 71, 73] Niche (Penting untuk Kelompok Tertentu)

Sintesis: Mengidentifikasi Kontributor Kunci dalam Pendidikan Indonesia

Analisis terhadap berbagai platform media sosial mengungkapkan lanskap yang kompleks di mana tidak ada satu platform pun yang mendominasi secara absolut dalam segala aspek pendidikan. Sebaliknya, setiap platform memainkan peran yang berbeda, seringkali saling melengkapi, dalam ekosistem pendidikan digital Indonesia.

A. Platform dengan Kontribusi Keseluruhan Tertinggi:

  • YouTube: Muncul sebagai kontributor utama yang sangat signifikan. Kombinasi jangkauan pengguna yang masif , perpustakaan konten edukatif yang luas dari berbagai sumber (kreator individu, institusi pendidikan, pemerintah) , waktu penggunaan yang substansial oleh pengguna , dan kemitraan formal yang kuat dengan pemerintah (program Bangkit melalui Google)  menempatkannya sebagai pilar penting. YouTube mendukung berbagai tingkatan dan jenis pendidikan, mulai dari pembelajaran formal hingga informal dan pengembangan keterampilan.
  • WhatsApp: Meskipun perannya seringkali bersifat informal, kontribusi WhatsApp bersifat fundamental karena integrasinya yang mendalam ke dalam komunikasi sehari-hari di sektor pendidikan. Tingkat penetrasi dan frekuensi penggunaannya yang tak tertandingi  menjadikannya alat komunikasi dan koordinasi esensial bagi guru, siswa, dan orang tua. Tanpa WhatsApp, banyak aspek operasional pendidikan, terutama selama periode pembelajaran jarak jauh, akan jauh lebih sulit. Dampaknya tinggi karena tingkat integrasinya yang merata.

B. Platform dengan Kontribusi Signifikan dan Berkembang:

  • TikTok: Dengan dominasinya dalam hal waktu keterlibatan pengguna , daya tarik yang kuat bagi demografi muda , adopsi yang meningkat oleh institusi pemerintah dan pendidikan , serta inisiatif edukasi yang dipimpin oleh platform itu sendiri (STEM Feed, #SalingJaga ), TikTok adalah kekuatan yang signifikan dan berkembang pesat. Platform ini memiliki potensi besar untuk menjangkau dan melibatkan generasi muda dengan cara yang kreatif. Kemitraan yang terjalin juga menandakan peningkatan kepentingan strategisnya dalam sektor pendidikan.

C. Platform dengan Kontribusi Niche yang Penting:

  • Instagram: Memainkan peran vital dalam diseminasi informasi visual, khususnya untuk hal-hal seperti beasiswa, acara pendidikan, dan tips singkat. Platform ini juga penting untuk pendidikan yang dipimpin oleh influencer  dan sebagai alat branding serta jangkauan bagi institusi. Signifikansinya terletak pada kemampuannya meningkatkan kesadaran dan memfasilitasi pembelajaran di area spesifik seperti bahasa.
  • Facebook: Terus berkontribusi melalui fitur pembangunan komunitas (Grup ), komunikasi institusional (Halaman ), dan program pelatihan keterampilan digital terstruktur dari Meta (Blueprint, MILA). Basis penggunanya yang luas memastikan relevansinya, terutama untuk menjangkau audiens dewasa atau sebagai saluran resmi institusi.
  • X (Twitter): Mengukir ruang unik untuk aliran informasi real-time dan komunitas akademik niche seperti 'study twitter' , yang sangat berharga bagi mahasiswa pendidikan tinggi dan kelompok minat tertentu. Platform ini juga berfungsi sebagai saluran diseminasi resmi bagi lembaga pemerintah.

D. Tema Menyeluruh:

Lanskap pendidikan digital di Indonesia tidak dikuasai oleh satu platform tunggal, melainkan merupakan ekosistem yang kompleks di mana platform yang berbeda melayani fungsi yang berbeda namun seringkali tumpang tindih. Platform yang paling berdampak (YouTube, WhatsApp, TikTok) menggabungkan jangkauan/keterlibatan masif dengan konten/kemitraan yang luas (YouTube), integrasi harian yang mendalam (WhatsApp), atau keterlibatan pemuda yang berkembang pesat dan inisiatif spesifik (TikTok). Namun, efektivitas semua platform sangat bergantung pada bagaimana mereka dimanfaatkan oleh pendidik, siswa, dan institusi, yang harus menavigasi ketegangan inheren antara potensi manfaat (keterlibatan, akses) dan risiko (distraksi, misinformasi, dampak perilaku negatif).

Fenomena menarik yang muncul adalah adaptasi dan spesialisasi platform yang didorong oleh pengguna. Kemunculan praktik-praktik seperti #STEMTok di TikTok , 'study tweets' di X , atau pusat informasi beasiswa di Instagram  menunjukkan bahwa pengguna dan kreator secara aktif membentuk platform menjadi alat pendidikan di luar desain asli atau inisiatif dari atas ke bawah. Mereka menciptakan ceruk khusus berdasarkan kemampuan unik setiap platform (video pendek vs. teks utas vs. visual) dan kebutuhan pengguna. Hal ini menyiratkan bahwa dampak pendidikan di masa depan mungkin akan sama banyaknya didorong oleh inovasi pengguna seperti halnya oleh strategi platform atau kemitraan formal, menandakan lanskap pendidikan media sosial yang terdesentralisasi dan adaptif.

Pertimbangan Strategis & Rekomendasi

Memaksimalkan potensi positif media sosial untuk pendidikan sambil memitigasi risikonya memerlukan pendekatan strategis dari semua pemangku kepentingan.

  • Memanfaatkan Kekuatan Platform: Pendidik dan institusi disarankan untuk mengadopsi strategi multi-platform yang disesuaikan dengan tujuan spesifik. Misalnya, menggunakan WhatsApp untuk komunikasi dan koordinasi harian , YouTube sebagai sumber konten pembelajaran utama atau pelengkap , TikTok untuk keterlibatan siswa dan penyampaian konsep singkat yang kreatif , dan Instagram untuk pengumuman visual serta jangkauan komunitas.
  • Mitigasi Risiko: Prioritaskan pelatihan literasi digital yang komprehensif bagi siswa dan pendidik. Fokus harus mencakup konsumsi kritis terhadap informasi, manajemen waktu yang efektif untuk menghindari distraksi , kesadaran akan keamanan online (sejalan dengan inisiatif seperti #SalingJaga ), validasi sumber untuk mengatasi misinformasi , dan etika komunikasi digital untuk menangani masalah kesopanan.
  • Meningkatkan Kualitas Konten: Perlu ada dorongan untuk kurasi dan pembuatan konten edukasi berkualitas tinggi yang dirancang secara pedagogis dan disesuaikan dengan format masing-masing platform. Dukungan bagi kreator konten edukasi yang kredibel dapat membantu meningkatkan standar.
  • Memperdalam Kemitraan: Potensi untuk kemitraan yang lebih dalam dan terintegrasi antara platform teknologi dan Kemendikbudristek serta lembaga pendidikan perlu dieksplorasi lebih lanjut. Ini bisa melampaui kampanye sesaat menuju integrasi kurikulum, dukungan pelatihan guru, atau pengembangan sumber daya bersama, mengambil inspirasi dari model seperti Bangkit  atau potensi kolaborasi dengan program Guru Penggerak.
  • Mengatasi Kesenjangan Digital: Ketergantungan pada media sosial tidak boleh memperburuk ketidaksetaraan akses. Perlu dipertimbangkan strategi untuk mengatasi kesenjangan digital , misalnya melalui pendekatan pembelajaran campuran (*blended learning*) atau penyediaan dukungan infrastruktur di daerah tertinggal.
  • Arah Riset Masa Depan: Diperlukan lebih banyak penelitian rigor di konteks Indonesia yang mengukur dampak kausal penggunaan platform spesifik terhadap hasil belajar (melampaui studi persepsi ) dan studi longitudinal mengenai efek perilaku jangka panjang dari penggunaan media sosial oleh pelajar.
Sumber Data:
  1. Digital 2025: Indonesia — DataReportal – Global Digital Insights, diakses Mei 1, 2025, https://datareportal.com/reports/digital-2025-indonesia 
  2. Social Media Statistics for Indonesia [Updated 2024] - Meltwater, diakses Mei 1, 2025, https://www.meltwater.com/en/blog/social-media-statistics-indonesia 
  3. Digital 2024: Indonesia — DataReportal – Global Digital Insights, diakses Mei 1, 2025, https://datareportal.com/reports/digital-2024-indonesia 
  4. Twitter/X Unggul dalam Pendidikan dan Pendapatan Pengguna - RRI.co.id, diakses Mei 1, 2025, https://www.rri.co.id/lain-lain/1236331/twitter-x-unggul-dalam-pendidikan-dan-pendapatan-pengguna 
  5. Sentiment Analysis of Indonesian Citizen Tweets Using Support Vector Machine on the Rebranding of Twitter to X - ResearchGate, diakses Mei 1, 2025, https://www.researchgate.net/publication/382908367_Sentiment_Analysis_of_Indonesian_Citizen_Tweets_Using_Support_Vector_Machine_on_the_Rebranding_of_Twitter_to_X 
  6. TikTok, Platform Media Sosial Paling Populer di 2024, diakses Mei 1, 2025, https://mediaindonesia.com/humaniora/730874/tiktok-platform-media-sosial-paling-populer-di-2024 
  7. Analisis Penggunaan Aplikasi Whatsapp sebagai Media Informasi dalam Pembelajaran: Literature Review, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/jip/article/download/1409/987/5813 
  8. WHATSAPP GRUP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KULIAH ON LINE DENGAN E-LEARNING DI MASA PANDEMI COVID 19 - Jurnal - CERED Indonesia, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.ceredindonesia.or.id/index.php/somasi/article/download/520/555/1505 
  9. Grup WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran (WhatsApp Group As Learning Media) - E-Jurnal Dharma Sentana, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.dharmasentana.ac.id/widyagenitri/article/download/281/141/ 
  10. peran grup whatsapp kelas dalam interaksi sosial dan komunikasi mahasiswa program studi administrasi pendidikan - Jurnal, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.stain-madina.ac.id/index.php/qau/article/download/1822/1318/ 
  11. (PDF) Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran - ResearchGate, diakses Mei 1, 2025, https://www.researchgate.net/publication/361909071_Penggunaan_Aplikasi_Whatsapp_untuk_Pembelajaran 
  12. Pemanfaatan Aplikasi WhatsApp sebagai Media Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/download/1324/920 
  13. Analisis Penggunaan Whatsapp Grup Sebagai Media Komunikasi Pembelajaran Daring STKIP Harapan Bima di Tengah Wadah Covid 19 | Febriyanti, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Info/article/view/69/0 
  14. Pemanfaatan Aplikasi WhatsApp sebagai Media Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/download/1324/920/5197 
  15. Whatsapp Group: Media Komunikasi Orang Tua Dan Guru - IAIN Langsa Journals, diakses Mei 1, 2025, https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/download/2614/1575 
  16. whatsaapp sebagai media komunikasi guru-orang tua dalam menanamkan karakter mandiri dan jujur pada siswa sekolah dasar, diakses Mei 1, 2025, https://digitallibrary.ump.ac.id/808/1/3.%20Full%20Paper%20-%20Dwi%20Kurnia%20Murdiasih.pdf 
  17. pemanfaatan whatsapp sebagai media komunikasi dan media pembelajaran daring ditinjau dari hasil - Universitas Muhammadiyah Surakarta Online Proceedings, diakses Mei 1, 2025, https://proceedings.ums.ac.id/snpbs/article/download/1811/1767/1773 
  18. Teknologi Pembelajaran: Peran WhatsApp dalam Interaksi Pendidik dan Peserta Didik, diakses Mei 1, 2025, https://edukhasi.org/index.php/edu/article/view/271 
  19. Peran WhatsApp dalam Pembelajaran: Mendekatkan Guru dan Siswa di Era Digital - unesa, diakses Mei 1, 2025, https://s2dikdas.fip.unesa.ac.id/post/peran-whatsapp-dalam-pembelajaran-mendekatkan-guru-dan-siswa-di-era-digital 
  20. Teknologi Pembelajaran: Peran WhatsApp dalam Interaksi Pendidik dan Peserta Didik, diakses Mei 1, 2025, https://www.researchgate.net/publication/383842992_Teknologi_Pembelajaran_Peran_WhatsApp_dalam_Interaksi_Pendidik_dan_Peserta_Didik 
  21. Penggunaan Media Sosial Terhadap Minat Belajar (Analisis Siswa SMK Muhammadiyah Sekampung dan MAN 1 Metro), diakses Mei 1, 2025, https://e-journal.ejournal.metrouniv.ac.id/social-pedagogy/article/download/7278/3449/25196 
  22. Google for Education Leader Series Indonesia 2023 - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=Jv8IPlL1peU 
  23. Warta Pendidikan - BPMP Kalbar, diakses Mei 1, 2025, https://www.lpmpkalbar.id/index.php/component/k2/itemlist/category/114-warta-pendidikan?start=14 
  24. 535 - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia, diakses Mei 1, 2025, https://www.kemdikbud.go.id/main/search/results/535? 
  25. 20 Channel Youtube Pendidikan (Edukasi) Terbaik di Indonesia - SEVIMA, diakses Mei 1, 2025, https://sevima.com/channel-youtube-pendidikan-terbaik/ 
  26. KEMDIKDASMEN - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/channel/UCH9AFSwY4WqgHoCLG2XIveg/videos 
  27. KEMDIKDASMEN - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/channel/UCH9AFSwY4WqgHoCLG2XIveg 
  28. Mendiktisaintek Dorong Perguruan Tinggi Kembangkan Berbagai Skema Kemitraan untuk Dukung Peningkatan Kualitas UMKM, diakses Mei 1, 2025, http://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/mendiktisaintek-dorong-perguruan-tinggi-kembangkan-berbagai-skema-kemitraan-untuk-dukung-peningkatan-kualitas-umkm/ 
  29. Learn Indonesian in 20 Minutes - ALL the Basics You Need - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=LcNQSHVqhSA 
  30. Learn Indonesian: 10 Beginner Indonesian Videos You Must Watch - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=YF_n4cTTrWI 
  31. Learn Indonesian in 50 Minutes - ALL Basics Every Beginners Need - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=AlCdcjvy2E4 
  32. Learn Indonesian Online - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/channel/UCxI9zXjtaUT1hjrhHCSI_Zw 
  33. Your First Steps to Learning Indonesian: The Fundamentals Welcome Pack - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=ya6Fgs7dD5U 
  34. How to Learn Indonesian: The Ultimate Beginners Guide - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=AQoCr1buIaY 
  35. Learn Indonesian: 10 Beginner Indonesian Videos You Must Watch - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://m.youtube.com/watch?v=YF_n4cTTrWI&pp=ygUNI2xlYXJuaW5naW5kbw%3D%3D 
  36. Learn Indonesian with the Best of IndonesianPod101 - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=GXTmhxMzI0A 
  37. Blog resmi Google di Indonesia: October 2023, diakses Mei 1, 2025, https://indonesia.googleblog.com/2023/10/ 
  38. Edukasi Keamanan Digital di TikTok Indonesia: Seru Berkreasi dan ..., diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/@tiktokofficialindonesia/video/7473815282969070856 
  39. TikTok Academy: Platform Edukasi untuk Marketer & Pengiklan - TikTok For Business, diakses Mei 1, 2025, https://ads.tiktok.com/business/id/academy 
  40. Learn how to boost sales | TikTok Shop Academy | Indonesia, diakses Mei 1, 2025, https://seller-id.tiktok.com/university/module?identity=1&keyword=ramadan&config_id=3462974010296065 
  41. PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBAHARUAN KEBIJAKAN SOCIAL COMMERCE (STUDI KASUS PEMBUKAAN KEMBALI TIKTOK SHOP DI INDONESIA), diakses Mei 1, 2025, https://www.merdekaindonesia.com/index.php/MerdekaIndonesiaJournalInternati/article/view/183 
  42. Leveraging TikTok as an educational platform: insights from ministries of the Republic of Indonesia - Malque Publishing, diakses Mei 1, 2025, https://malque.pub/ojs/index.php/msj/article/download/2639/2062/25950 
  43. Get Ready for ISS 2024 The International Student Summit (ISS) - TikTok, diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/@io.ums.official/video/7417358367582178566 
  44. Mahasiswa UI Mengabdi (@mhs.uimengabdi) | TikTok, diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/@mhs.uimengabdi 
  45. Top 1,000 Education tiktok Influencers In Indonesia | StarNgage Plus, diakses Mei 1, 2025, https://starngage.com/plus/en-us/influencer/ranking/tiktok/indonesia/education 
  46. Penggunaan Media Sosial TikTok Sebagai Sarana Pembelajaran dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar | Didaktika: Jurnal Kependidikan, diakses Mei 1, 2025, https://jurnaldidaktika.org/contents/article/view/694 
  47. Penggunaan media sosial dalam pembelajaran: analisis dampak penggunaan media Tiktok terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar | Bujuri | Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/pendas/article/view/30508 
  48. Analisis Dampak Penggunaan Tiktok Terhadap Perilaku Sopan Santun Peserta Didik Sekolah Dasar - Jurnal, diakses Mei 1, 2025, https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/JUBPI/article/download/3841/3031/13860 
  49. Persepsi Siswa terhadap Pemanfaatan Tiktok sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia - Jurnal Untan - Universitas Tanjungpura, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jole/article/download/79556/75676604200 
  50. Dampak Media Sosial terhadap Prestasi Akademik - MTs Negeri 8 Sleman, diakses Mei 1, 2025, https://mtsn8sleman.sch.id/blog/dampak-media-sosial-terhadap-prestasi-akademik/ 
  51. Benarkah Media Sosial Berpengaruh terhadap Rentang Fokus Remaja?, diakses Mei 1, 2025, https://ihf.or.id/benarkah-media-sosial-berpengaruh-terhadap-rentang-fokus-remaja/ 
  52. Instagram sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia dan ..., diakses Mei 1, 2025, https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3504/instagram-sebagai-media-pembelajaran-bahasa-indonesia-dan-sastra 
  53. Instagram sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra, diakses Mei 1, 2025, https://badanbahasa.kemendikdasmen.go.id/artikel-detail/3504/instagram-sebagai-media-pembelajaran-bahasa-indonesia-dan-sastra 
  54. 5 AKUN INSTAGRAM YANG BERISI INFORMASI PENDIDIKAN DAN BEASISWA, diakses Mei 1, 2025, https://osc.medcom.id/community/5-akun-instagram-yang-berisi-informasi-pendidikan-dan-beasiswa-3207 
  55. Instagram untuk Mahasiswa: 5 Akun Inspiratif yang Wajib Diikuti! - S1 Sosiologi, diakses Mei 1, 2025, https://sosiologi.fisipol.unesa.ac.id/post/instagram-untuk-mahasiswa-5-akun-inspiratif-yang-wajib-diikuti 
  56. 5 Rekomendasi Akun Instagram yang Bisa Kamu Jadikan Pedoman untuk Belajar, diakses Mei 1, 2025, https://kumparan.com/hipontianak/5-rekomendasi-akun-instagram-yang-bisa-kamu-jadikan-pedoman-untuk-belajar-1u41YnBihqf 
  57. PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PADA ERA 4.0 - Universitas Negeri Medan, diakses Mei 1, 2025, http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/41225/1/Fulltext.pdf 
  58. 5 akun Instagram yang bisa diikuti untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, diakses Mei 1, 2025, https://ielts.idp.com/indonesia/about/news-and-articles/article-top-instagram-to-follow-to-learn-free-english 
  59. PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA BARU MI AL KHOIRIYYAH THE EFFECT OF ADMINISTRATION OF LEMON AR, diakses Mei 1, 2025, https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/COSTING/article/download/12866/8152 
  60. pemanfaatan instagram sebagai media literasi digital perpustakaan sekolah di masa pandemi covid-19 studi, diakses Mei 1, 2025, https://jodis.id/index.php/jodis/article/download/194/82 7 
  61. Influencer Pendidikan yang Menginspirasi, Kontennya Menghibur Sekaligus Mendidik!, diakses Mei 1, 2025, https://sinotif.com/7-influencer-pendidikan-yang-menginspirasi-kontennya-menghibur-sekaligus-mendidik/ 
  62. Use of facebook as a media for developing student digital literacy competence, diakses Mei 1, 2025, https://www.researchgate.net/publication/381114690_Use_of_facebook_as_a_media_for_developing_student_digital_literacy_competence 
  63. FACEBOOK AS A TOOL FOR ENGLISH LEARNING OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS, diakses Mei 1, 2025, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/5824/5884 
  64. Penggunaan Mobile Learning dengan Live Streaming Facebook pada Mata Pelajaran Qur'an Hadith, diakses Mei 1, 2025, https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/article/download/11513/9136 
  65. Deretan Fitur Facebook, Apa Saja Fungsinya? - Tempo.co, diakses Mei 1, 2025, https://www.tempo.co/digital/deretan-fitur-facebook-apa-saja-fungsinya--122669 
  66. Meta Blueprint : Learn new skills to build your brand or business, diakses Mei 1, 2025, https://www.facebookblueprint.com/ 
  67. Meta Luncurkan Akademi Pembelajaran Virtual di Indonesia - SWA, diakses Mei 1, 2025, https://swa.co.id/read/365602/meta-luncurkan-akademi-pembelajaran-virtual-di-indonesia 
  68. Potensi META AI untuk Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kecerdasan Buatan (AI), diakses Mei 1, 2025, https://s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id/post/potensi-meta-ai-untuk-pendidikan-dan-pembelajaran-bahasa-inggris-berbasis-kecerdasan-buatan-ai 
  69. Meta Setop Program "Cek Fakta" di Facebook dan Instagram - Tekno Kompas, diakses Mei 1, 2025, https://tekno.kompas.com/read/2025/01/08/15174457/meta-setop-program-cek-fakta-di-facebook-dan-instagram 
  70. Fenomena Study Tweet di Aplikasi X sebagai Bukti Konkret Media ..., diakses Mei 1, 2025, https://www.kompasiana.com/nailanajla5423/675b032bc925c4062d651f32/fenomena-study-tweet-di-aplikasi-x-sebagai-bukti-konkret-media-sosial-untuk-pendidikan 
  71. 5 Akun Twitter yang Bermanfaat untuk Pelajar dan Mahasiswa - detikcom, diakses Mei 1, 2025, https://www.detik.com/edu/edutainment/d-5909881/5-akun-twitter-yang-bermanfaat-untuk-pelajar-dan-mahasiswa 
  72. X (Twitter): A Protective Platform for Personal Revelations Among Indonesian LGBTQ Adolescents - ResearchGate, diakses Mei 1, 2025, https://www.researchgate.net/publication/383929865_X_Twitter_A_Protective_Platform_for_Personal_Revelations_Among_Indonesian_LGBTQ_Adolescents 
  73. 10 Akun Twitter Edukasi Seksual - Viva, diakses Mei 1, 2025, https://www.viva.co.id/arsip/270984-10-akun-twitter-edukasi-seksual 
  74. Kominfo Adakan Tiktok Challenge untuk Mahasiswa Berhadiah Tablet Elektronik, diakses Mei 1, 2025, https://aptika.kominfo.go.id/2021/10/kominfo-adakan-tiktok-challenge-untuk-mahasiswa-berhadiah-tablet-elektronik/ 
  75. #umkmikanasin | TikTok, diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/tag/umkmikanasin 
  76. Manfaat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) - TikTok, diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/@kemdiktisaintek/video/7286478847673912581 
  77. Akan kuhadapi semuanya tapi sambil daftar Kampus Merdeka dulu. Kamu bo... | TikTok, diakses Mei 1, 2025, https://www.tiktok.com/@kemdiktisaintek/video/7369961688516332806 
  78. ATPUSI Usulkan Tiga Program Strategis dalam Penyusunan Program Aksi Kemitraan di KSPSTK, diakses Mei 1, 2025, https://www.atpusi.or.id/2024/08/atpusi-usulkan-tiga-program-strategis.html 
  79. Balikpapan Project : Hello, E-Dream Project 2021-2024 - Gugah Nurani Indonesia, diakses Mei 1, 2025, https://gnindonesia.org/article/hello-e-dream-project-2021-2024 
  80. TECHNICAL SUPPORT FOR THE DEVELOPMENT OF A REMOTE LEARNING AND DIGITAL SKILLS STRATEGY FOR THE INDONESIAN MINISTRY OF EDUCATION - IDS Website Archive, diakses Mei 1, 2025, https://archive.ids.ac.uk/heart/wp-content/uploads/2022/02/Remote-Learning-Review-and-Strategy-Development-Final-Report.pdf 
  81. SOSIALISASI PGP Angk.4 - Kab Ponorogo Th.2021 - YouTube, diakses Mei 1, 2025, https://m.youtube.com/watch?v=cZhHX6KuFqA 
  82. Kemitraan ITG dengan PT. Qwords Company International dan PT. Daya Gagas Internasional Perkuat Implementasi Program Kampus Merdeka Mandiri | Teknik Informatika, diakses Mei 1, 2025, https://informatika.itg.ac.id/2024/06/kemitraan-itg-dengan-qwords-dan-pt-daya-gagas-internasional-perkuat-implementasi-program-kampus-merdeka-mandiri.html 
  83. ITG Menutup Agenda Pengembangan Kemitraan di Jakarta dengan Kolaborasi Bersama Paragon Corp, Alami, dan The Startup Inc. | Teknik Informatika, diakses Mei 1, 2025, https://informatika.itg.ac.id/2024/06/itg-menutup-agenda-pengembangan-kemitraan-di-jakarta-dengan-kolaborasi-bersama-paragon-corp-alami-dan-the-startup-inc.html 
  84. FKIP UNRIKA Berkonstribusi dalam Pengembangan Pendidikan KEPRI melalui kegiatan PKM, diakses Mei 1, 2025, https://www.unrika.ac.id/fkip-unrika-berkonstribusi-dalam-pengembangan-pendidikan-kepri-melalui-kegiatan-pkm/ 
  85. PANDUAN KEMITRAAN - Repositori Kemdikbud - Kemendikbud, diakses Mei 1, 2025, https://repositori.kemdikbud.go.id/23385/1/gabung%20Panduan%20kemitraan%20pjj.pdf 
  86. Untitled - Direktorat SMA, diakses Mei 1, 2025, https://sma.dikdasmen.go.id/fileprofil/Revisi_Renstra_2022_7_juli_2022_v2.pdf 
  87. Ditjen Diktiristek Dukung Kampus dan Pemda Jalin Kemitraan Melalui Program Dana Hibah Kedaireka 1-2 Triliun Tahun 2023, diakses Mei 1, 2025, https://kemdiktisaintek.go.id/kabar-dikti/kabar/ditjen-diktiristek-dukung-kampus-dan-pemda-jalin-kemitraan-melalui-program-dana-hibah-kedaireka-1-2-triliun-tahun-2023/ 
  88. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UNRIKA dan UPGRIS Semarang menandatangani MoU, MoA dan IA., diakses Mei 1, 2025, https://www.unrika.ac.id/prodi-pendidikan-bahasa-inggris-unrika-dan-upgris-semarang-menandatangani-mou-moa-dan-ia/ 
  89. Mitra Pembangunan, Hubungannya dengan Kebijakan & Program Merdeka Belajar, diakses Mei 1, 2025, https://bbpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/mitra-pembangunan-hubungannya-dengan-kebijakan-program-merdeka-belajar 
  90. Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dan Kedaireka | bis.telkomuniversity.ac.id, diakses Mei 1, 2025, https://bis.telkomuniversity.ac.id/es/merdeka-belajar-kampus-merdeka-dan-kedaireka/ 
  91. Merdeka Belajar – Seminar Nasional Variansi, diakses Mei 1, 2025, https://variansi.fmipa.unm.ac.id/tag/merdeka-belajar/ 
  92. Kemendikbudristek - Universitas Khairun, diakses Mei 1, 2025, https://unkhair.ac.id/category/kemendikbudristek/ 
  93. Melalui Program KKN Kebangsaan, Unkhair Jalin Kerjasama dengan UNIMAS, diakses Mei 1, 2025, https://unkhair.ac.id/melalui-program-kkn-kebangsaan-unkhair-jalin-kerjasama-dengan-unimas/ 
  94. Kemendikbudristek Dorong Kolaborasi Berbagai Pihak Wujudkan Kampus Merdeka - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia, diakses Mei 1, 2025, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/06/kemendikbudristek-dorong-kolaborasi-berbagai-pihak-wujudkan-kampus-merdeka 
  95. PERSEPSI GURU DAN SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI DI SEKOLAH DASAR - Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal, diakses Mei 1, 2025, https://www.jipkl.com/index.php/JIPKL/article/download/202/195/387 
  96. Dampak Media Sosial terhadap Perilaku Sosial Remaja di Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Conference Universitas Nusantara PGRI KEDIRI, diakses Mei 1, 2025, https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/inotek/article/download/511/423