Ketika Masalah Usai, Tapi Hikmah Belum Juga Datang
Table of Contents

Tapi apakah hikmah selalu datang? Apakah benar bahwa setiap orang yang pernah mengalami kesulitan akan mengambil pelajaran darinya?
Sayangnya, tidak selalu. Dalam kenyataan, banyak orang menghadapi masalah demi masalah, tapi hidupnya tidak banyak berubah atau tidak berubah sama sekali (Ndableg)! Ada yang tetap mengulang kesalahan yang sama. Ada yang tetap mengeluh dan menyalahkan keadaan. Meskipun badai hidup mereka telah berlalu, ada yang tetap merasa hampa. Masalah selesai, tapi hatinya tidak merasa lebih kuat, tidak lebih dewasa, dan tidak lebih bijaksana.
Mengapa bisa begitu?
Hikmah Bukan Sekadar Pengetahuan
Sebagian orang mengira bahwa hikmah adalah hasil dari pengalaman. Bahwa makin banyak masalah yang dihadapi, makin banyak pula hikmah yang bisa dipetik. Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu.Pengalaman hanya menjadi pelajaran jika diiringi dengan kesadaran. Tanpa kesadaran, pengalaman hanya akan menjadi cerita yang diulang-ulang tanpa makna.
Dan di sinilah letak kuncinya! Hikmah bukan hanya soal mengetahui, tapi soal memahami. Mengetahui bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang tak pernah beriman. Tapi memahami, merenung, mengambil pelajaran, lalu berubah ke arah yang lebih baik, itu adalah pekerjaan hati. Dan hati, sebagaimana yang kita tahu, tidak bisa dibuka dengan logika semata. Ia hanya bisa disentuh dengan izin Tuhan.
Hikmah dan Hidayah (Dua Sisi dari Cahaya yang Sama)
Hikmah dan hidayah adalah dua hal yang sangat dekat. Bahkan, bisa dikatakan bahwa hikmah adalah buah dari hidayah. Ketika Tuhan memberi kita hidayah, maka kita bukan hanya diberi tahu mana yang benar dan salah, tapi juga diberi kemampuan untuk melihat makna di balik peristiwa hidup kita.Kita semua tahu bahwa salat itu wajib. Kita tahu bahwa berkata jujur itu baik. Kita menyadari bahwa amal dan kebaikan harus menjadi bagian dari hidup. Tapi meski tahu, belum tentu kita menjalankannya. Mengapa? Karena tahu bukan berarti tersentuh. Dan menyentuh hati hanya bisa terjadi jika hidayah telah datang.
Demikian pula dengan hikmah. Kita bisa mengalami suatu ujian, bahkan bisa menceritakan kembali dengan jelas apa yang terjadi. Tapi belum tentu kita benar-benar paham mengapa itu harus terjadi dalam hidup kita, atau apa yang seharusnya kita pelajari darinya. Bisa jadi, masalahnya sudah selesai, tapi pelajarannya belum sampai.
Dan itu karena hikmah, seperti hidayah, hanya bisa didapat jika Tuhan mengizinkan.
Refleksi: Mengapa Kita Kadang Tak Mendapatkan Hikmah?
Mungkin karena beberapa alasan mengapa hikmah tak selalu hadir meski masalah sudah usai:?Kita terlalu cepat berpaling.
Setelah masalah selesai, kita langsung kembali ke rutinitas tanpa memberi waktu pada diri untuk merenung. Kita melewatkan momen refleksi yang sebenarnya bisa menjadi pintu masuk bagi hikmah.
Kita hanya fokus pada penderitaan, bukan makna
Saat menghadapi masalah, kadang kita terlalu tenggelam dalam rasa sakit, marah, atau kecewa. Setelah semua itu berlalu, kita justru enggan mengingatnya kembali. Padahal, seringkali makna tersembunyi justru berada di balik rasa sakit itu.
Kita tidak meminta petunjuk
Doa kita sering kali hanya berisi permintaan agar masalah segera selesai. Jarang kita memohon: "Ya Allah, ajarkan aku hikmah dari ujian ini. Jangan biarkan aku melewati semua ini tanpa mendapatkan pelajaran yang Engkau kehendaki."
Memohon Hikmah dalam Doa
Dalam doa Nabi Muhammad SAW, ada satu penggalan yang sangat dalam:"Ya Allah, Berikan aku kekuatan untuk mengikuti kebenaran dan tunjukkan kebenaran itu sebagai kebenaran. Berilah aku kekuatan untuk melihat yang buruk (batil) dan menjauhi yang buruk (batil)."
Ini menunjukkan bahwa mengetahui saja tidak cukup. Kita perlu ditunjukkan, dan juga diberi kekuatan untuk menjalani. Sama halnya dengan hikmah, kita perlu diberikan mata hati untuk melihat, dan kekuatan untuk menerima serta menjalankan pelajarannya.
Jadi, sangat wajar jika kita mulai memasukkan permohonan hikmah dalam doa-doa kita. Kita tidak hanya meminta agar masalah cepat selesai, tapi juga agar kita keluar dari ujian itu sebagai pribadi yang lebih bijaksana, lebih sabar, dan lebih dekat dengan Tuhan.
Menutup Masalah dengan Kesadaran, Bukan Sekadar Kemenangan
Setelah derita sudah hilang, merasa “menang” masalahnya berakhir. Tapi sebenarnya, kemenangan sejati bukan pada selesainya masalah, melainkan pada bertumbuhnya diri setelahnya. Apakah kita menjadi lebih sabar? Lebih lapang? Lebih rendah hati? Atau justru lebih keras kepala dan lebih sinis? bahkan lebih tidak peduli!Hikmah bukan sesuatu yang muncul dengan sendirinya. Ia harus dicari, dimohonkan, direnungkan. Dan sering kali, ia baru datang saat hati sudah tenang, saat ego sudah mereda, saat kita mampu melihat peristiwa dengan sudut pandang yang lebih luas.
Karena itu, jangan merasa semua sudah selesai hanya karena masalah sudah pergi. Bisa jadi, yang paling penting justru belum kita temukan! hikmahnya.