Media Sosial dan Krisis Konsentrasi: Apakah Kita Masih Bisa Fokus?

Table of Contents

Kehilangan fokus saat bekerja atau belajar, hanya karena notifikasi dari media sosial tiba-tiba muncul? Mungkin, jawabannya adalah sering. Kita hidup di zaman di mana keheningan terasa asing, dan perhatian menjadi mata uang paling mahal.😁

Dalam dunia yang makin terkoneksi, media sosial telah menjadi bagian dari rutinitas harian. Namun, apakah kehadirannya benar-benar memperkuat koneksi antar manusia, atau justru menggerus kemampuan kita untuk fokus dan hadir secara utuh?

Saya percaya bahwa media sosial, sebermanfaat apa pun fungsinya, telah menciptakan krisis konsentrasi yang tidak kita sadari. Dan ini bukan hanya masalah teknologi, tapi juga kemanusiaan.

Kita Tidak Lagi Diam

Dulu, waktu kosong adalah ruang untuk berpikir, membaca, atau sekadar melamun. Kini, detik demi detik diisi dengan scroll tanpa henti. Menurut BBC Future, durasi perhatian manusia saat ini rata-rata hanya 8 detik—lebih pendek dari seekor ikan mas.

Media sosial membanjiri otak kita dengan informasi cepat dan tidak berkesudahan. Setiap swipe adalah ledakan dopamin, yang membuat kita ketagihan dan sulit untuk benar-benar tenggelam dalam satu aktivitas.

Media Sosial Bukan Penyebab Tunggal, Tapi Penguat

Tentu, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan teknologi. Banyak faktor yang memengaruhi turunnya konsentrasi: lingkungan kerja yang penuh distraksi, multitasking berlebihan, atau kurang tidur.

Namun, media sosial mempercepat semua itu. Ia memperpendek rentang perhatian dan membentuk kebiasaan untuk selalu “on”. Kita jadi merasa bersalah saat tidak membalas DM atau melewatkan tren viral terbaru.

Melatih Fokus di Era Digital

Ini bukan ajakan untuk meninggalkan media sosial sama sekali. Tapi kita perlu membangun kesadaran baru tentang bagaimana kita menggunakannya. Beberapa langkah sederhana bisa membantu:

  • Atur waktu khusus untuk membuka aplikasi sosial
  • Gunakan mode fokus atau "do not disturb"
  • Berani tidak selalu terhubung setiap waktu
  • Latih mindfulness dan membaca panjang

Menurut Greater Good Science Center, membangun kembali konsentrasi adalah proses sadar yang harus dilatih seperti otot.

Kita Masih Bisa Fokus, Tapi Harus Disengaja

Saya percaya kita masih bisa fokus, masih bisa hadir penuh dalam belajar, bekerja, dan berinteraksi, tapi tidak bisa otomatis. Di tengah banjir konten media sosial, kita butuh jeda, batas, dan niat sadar untuk tetap waras.

Karena jika kita tidak mengatur perhatian kita sendiri, algoritma akan melakukannya untuk kita. Dan saat itu terjadi, bukan hanya waktu yang hilang, tapi juga diri kita sendiri.