Gubernur Jabar Kirim Siswa Nakal ke Barak : Antara Disiplin dan Hak

Daftar Isi
Gubernur Jabar Kirim Siswa Nakal ke Barak : Antara Disiplin dan Hak

Duh, dengar-dengar soal Gubernur Jabar Kirim Siswa Nakal ke Barak, langsung bikin mikir keras. Beneran ya? Apa enggak kelewatan? Jujur, pertama kali baca berita ini, alis langsung naik. Apa iya cara ini efektif?😓

Kita semua tahu, masalah kenakalan remaja itu kompleks banget. Faktornya macam-macam. Mulai dari keluarga, lingkungan pergaulan, sampai pengaruh media sosial. Mencari solusi yang tepat memang butuh pemikiran matang.

Menurut saya pribadi, mengirim siswa nakal ke barak militer sebagai solusi tunggal itu terkesan terburu-buru dan kurang komprehensif. Ada baiknya, sebelum mengambil tindakan drastis, kita telaah dulu akar masalahnya.

Kok Bisa Siswa Bermasalah Langsung ke Barak?

Kenapa, ya, idenya langsung loncat ke barak? Apakah tidak ada lsngksh alternatif lain yang lebih humanis? Saya khawatir, pendekatan ini justru bisa kontraproduktif. Bukannya bikin anak jadi lebih baik, malah bisa jadi makin memberontak.

Kita harus ingat, masa remaja itu masa pencarian jati diri. Mereka rentan terhadap pengaruh buruk, tapi juga punya potensi besar untuk berkembang. Pendidikan dan pembinaan yang tepat, menurut saya, jauh lebih efektif daripada sekadar indoktrinasi di barak militer. Seorang psikolog anak, Dr. Anna Suriadi, pernah berkata bahwa “Hukuman fisik atau lingkungan yang keras seringkali malah memperburuk perilaku anak, terutama jika akar masalahnya tidak ditangani dengan baik.” Psikologi Anak Terkini

Tapi Kan, Kenakalan Remaja Sekarang Sudah Parah Banget!

Betul, saya setuju. Kenakalan remaja memang memprihatinkan. Tawuran, penyalahgunaan narkoba, pelecehan, dan pelanggaran lainnya semakin meresahkan. Tapi, apakah mengirim mereka ke barak adalah solusi instan untuk semua masalah itu?

Mungkin ada atau bahkan banyak yang berpendapat, "Ya, memang harus ada efek jera!" Saya paham. Tapi, efek jera yang efektif itu bukan sekadar menimbulkan rasa takut. Efek jera yang efektif itu harus mampu mengubah mindset dan perilaku anak secara permanen. Apakah barak bisa menjamin hal itu? Saya ragu.

Gubernur Jabar Kirim Siswa Nakal ke Barak: Solusi Cepat atau Bumerang?

Gubernur Jabar kirim siswa nakal ke barak… Apakah ini solusi cepat yang praktis, atau justru bumerang yang bisa memperburuk situasi? Pertanyaan ini terus berputar di kepala saya.

Bayangkan seorang anak yang tadinya hanya ikut-ikutan tawuran, lalu dikirim ke barak. Di sana, mereka akan  dilatih secara fisik dan juga mental. Apakah setelah keluar dari barak, dia akan langsung jadi anak baik? Atau justru menjadi lebih agresif dan brutal? Ini yang perlu dipertimbangkan matang-matang.

Saya Jadi Ingat… Kasus Teman SMP Dulu

Dulu, waktu SMP, ada teman saya yang sering bolos dan terlibat perkelahian. Keluarga dan sekolah sudah kewalahan menghadapinya. Akhirnya, dia dikirim ke pesantren. Awalnya, dia memang berubah. Tapi, setelah beberapa bulan, dia kembali ke kebiasaan lamanya. Bahkan, dia jadi lebih pintar menyembunyikan kenakalannya.

Dari pengalaman itu, saya belajar bahwa perubahan sejati itu harus datang dari dalam diri sendiri. Bukan karena paksaan atau tekanan dari luar. Pembinaan dan pendampingan yang intensif, menurut saya, jauh lebih penting daripada sekadar mengirim anak ke barak atau pesantren.

Lantas, Apa Dong Solusinya?

Solusinya tentu tidak sesederhana mengirim siswa bermasalah ke barak. Perlu pendekatan yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak. Keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak.

Peningkatan kualitas pendidikan, penguatan nilai-nilai moral dan agama, penyediaan fasilitas olahraga dan seni yang memadai, serta pembentukan karakter yang kuat adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan. Selain itu, penting juga untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang rentan terhadap pengaruh buruk.

Membangun Generasi Penerus Bangsa: Bukan Sekadar Kirim ke Barak

Membangun generasi penerus bangsa itu bukan sekadar mengirim anak nakal ke barak. Membutuhkan ketekunan serta kesabaran, dan komitmen dari semua pihak. Tentunnya  karena ini adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup dengan hanya menekan anak dengan aturan dan hukuman. Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara optimal. Oleh karena itu, dalam menangani masalah kenakalan remaja, mari kita bertindak lebih bijak dan humanis. Bukankah begitu?